Sidang Terdakwa Nurhuda Pembunuh di Manukan Diancam Pidana Pasal 340

SURABAYA-Terdakwa Nurhuda pembunuhan terhadap Suyatio Alias Shien Chuan daerah Manukan menjalani sidang di Pengadilan Negeri Surabaya dengan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Sulfikar dari Kejaksaan Negeri Tanjung Perak Surabaya. Sidang dipimpin Ketua Majelis Hakim Ojo Sumarna.

Dalam agenda sidang pembacaan dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum (JPU), Sulfikar itu, terdakwa Nurhuda Bin Fatkur dihadirkan mengenakan rompi tahanan warna hijau.

JPU Sulfikar mengatakan, perbuatan terdakwa pada hari Jumat , 7 Januari 2022 di Jalan Manukan Tama A-3 Nomor 6, Kelurahan Manukan Kulon, Kecamatan Tandes, Kota Surabaya, bersama dengan Andre (DPO) mendatangi rumah korban Suyatio Alias Shien Chuan.

Sampai di tkp, keduanya berniat untuk melakukan balas dendam karena sudah dipecat oleh Juliana Widjaya, yang notabene keponakan dari korban, Suyatio.

Kemudian, terdakwa mengawasi dan memastikan kondisi sekitar rumah korban Suyatio dalam keadaan aman dan sepi. Selanjutnya, terdakwa mengambil pecahan paving di sekitar lokasi.

Setelah itu, berjalan menuju rumah korban Suyatio Als Shien Chuan (alm). Setelah tiba di rumah korban, terdakwa mematikan saklar listrik dari luar dan berharap agar korban keluar dari ruko untuk menyalakan saklar listrik,” urai Sulfikar membacakan dakwaan, Rabu 20/7/2022).

Namun, setelah terdakwa menunggu sekitar 10 menit, korban tidak keluar dari rumah. Sehingga, terdakwa kembali ke seberang jalan untuk mengawasi. Kemudian, pada pukul 03.42 WIB, Suyatio keluar dari rumah dan menyalakan saklar listrik. Saat itu lah, terdakwa kembali menyebrang jalan dan mematikan saklar listrik lagi.

Tak lama kemudian, korban yang hendak keluar dari rumah untuk menyalakan saklar listrik mendapat kejutan tak terduga. Seketika, setelah membuka pintu, terdakwa langsung memukul mata korban sebanyak 4 kali menggunakan tangan kanan. Lalu, memukul hidung korban sebanyak 3 (kali dan 7 kali pada kepala korban menggunakan potongan paving yang dibawanya.

“Selanjutnya, terdakwa mengatakan kepada korban Suyatio Als Shien Chuan (alm) ‘aku nduwe masalah ambek cece Yuliana ngerti kon’ dan korban dalam keadaan bersimbah darah merangkak sambil berteriak meminta tolong,” ujarnya.

Namun, terdakwa langsung memukulkan paving pada bagian belakang kepala korban sampai tidak berdaya. Setelah korban tidak bergerak, terdakwa langsung meninggalkan korban di dalam rumahnya.

Berdasarkan hasil Visum Et Repertum (jenazah) Nomor KF 22.0011 pada hari Jumat tanggal 07 Januari 2022 pukul 14.05 WIB atas nama Suyatio yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. Edy Suyanto sebagai dokter pemeriksa dengan kesimpulan, kepucatan pada kedua selaput lendir kelopak mata, selaput lendir bibir atas dan bawah, kuku-kuku kedua ujung jari tangan dan kaki, luka memar pada kepala kanan, mata kanan dan kiri, hidung pipi kanan, dada kiri,” jelasnya.

Selain itu, korban juga mengalami luka robek pada kepala bagian atas dan belakang, dahi kiri, pelipis mata kiri, kelopak mata bawah kanan dan kiri, patah tulang tertutup pada hidung, sampai pipi, dan iga dada kiri. Sulfikar menegaskan, perbuatan terdakwa diancam dengan pidana dalam Pasal 340 KUHPidana.

“Sebab kematian tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan pemeriksaan dalam. Bahwa akibat dari perbuatan terdakwa, mengakibatkan korban Suyatio meninggal dunia,” katanya.

Sementara itu, hakim menyetujui sidang digelar secara offline. Sebab, terdakwa mengalami gangguan pendengaran. “Kamu ditahan sampai sekarang, sepakat sidang offline ya,” tegas Hakim. {B. Sitinjak}