DETEKTIFNEWS.com:Beduar Sitinjak
SURABAYA-Perseteruan Ginsi ada dua persi kepemimpinan yang baru-baru ini melakukan Munaslub di Pulau dewata Bali membuat Ginsi di kepemimpinan Ketua Umum (Ketum) DR. Capt Anton Sihombing angkat bicara.
“Karena Munaslub yang dilakukan Sekjend ErwinTaufan di Bali tidak sah dan tanda tangan saya di palsukan untuk meminta sumbangan ,” ungkap Anton di Hotel FOUR POINTS di Surabaya, Senin malam (2/12/2019).
Kata Anton, Munas pertama kita pertama 2017 beluk sampai, masak Munaslub kepengurusannya disahkan sampai 2024 anggaran dasar yang mana yang mereka pakai, terus Munaslub yang hadir hanya dua orang dari DPP dan orangnya dari DPP Munaslab sudah kita keluarkan. Kalau itu di sahkan berarti ada pelaporan yang salah.
Saya sudah tanya ke Notaris Ginsi, dalam AD/ADRT tidak ada yang mengatur dalam kepengurusan organisasi kita di tengah jalan, sedangkan kita sudah melakukan Rapimnas dua kali dalam satu periode. Dan itilah tugas-tugas Sekjend yang tidak dilaksanakan yang dilimpahkan menjadi kesalahan saya (Ketum Ginsi-red).
Bahwa mereka melakukan Munas , “tidak mengikuti prosedur dan asal-asalan”, tegasnya.
Lanjut Anton, sikap kami langkah selanjutnya kita sampaikan ini ke Menkumham, jika sampai ke PTUN kita tungguh sampai Inkracht. Dan saya yakin pengadilan itu juga tau mana yang benar dan mana yang salah.
Disinggung mengenai kolaborasi antara GINSI dan GPEI Anton menyampaikan, ini memiliki tujuan dengan muatan untuk meningkatkan investasi secara nasional. Selain itu, hadirnya kedua asosiasi dalam satu kepentingan besar.

Lanjut Anthon, hal ini adalah untuk mendukung program pemerintah dalam skala luas. “Kami menilai, antara eksportir dan importir, ada semacam mata rantai yang tidak bisa terpisahkan,” anjur Anthon pada media.
Kita ketahui ada sekitar 75% komoditas yang diimpor adalah material atau bahan baku untuk keperluan ekspor. Untuk itu, ia menilai, pertemuan satu forum antara pengusaha GINSI dan GPEI dalam ajang kolaborasi ini merupakan energi positif yang patut diapresiasi.
“Dalam waktu tidak lama lagi, kami GPEI bersama GINSI akan duduk berdampingan menghadap pemerintah untuk mambahas solusi menekan biaya atau cost yang terlalu tinggi di pelabuhan,” sambung Totok Dirgantoro bersebelahan dengan Anthon Sihombing didampingi Ketua GPEI Jatim Isdarmawan Asrikan dan Ketua GINSI Jatim Romzi Abdullah Abdar, usai Kolaborasi GINSI Jatim dan GPEI Jatim di Hotel Four Points Surabaya.