JAKARTA-PT. Pelabuhan Indonesia (Persero) mencatatkan melunasi utang sebesar Rp 11 triliun mulai periode 2021-2023. Hal itu dengan Besaran penurunan tersebut terhitung mulai merger PT Pelindo I, II, III, dan IV menjadi satu per 1 Oktober 2021.
Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono mengatakan bahwa, Pelindo mencatatkan utang per tahun 2021 sebesar Rp 50,9 triliun. Angka tersebut turun Rp 11 triliun ke posisi Rp 49,87 pada tahun 2023.
“Utang Pelindo, di tahun 2021 Rp 50,9 triliun ini adalah gabungan Pelindo I, II, III, IV dan ini di 2023 Rp 49,87 triliun. Perlu kami sampaikan sejak merger Pelindo sudah melunasi utang Rp 11 triliun,” kata Arif dihimpun media, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Bersama Komisi VI DPR RI di Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (3/7/24).
Untuk keseluruhan, kinerja keuangan Pelindo terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pendapatan Pelindo tumbuh di tahun 2023 naik di posisi Rp 31 triliun dari sebelumnya pada tahun 2022 yang sebesar Rp 29,7 triliun.
Sedangkan besaran beban sebelum pajak atau EBITDA Pelindo tetap terjaga di posisi Rp 10,35 triliun pada tahun 2023, naik tipis dari Rp 10,11 triliun di 2022. Lalu laba bersih juga tumbuh dari Rp 2,96 triliun di 2020, ke posisi Rp 4,01 triliun di 2023.
Kinerja keuangan ini didorong oleh peningkatan kinerja operasional. Tercatat arus peti kemas pada kondisi yang kurang baik di tahun 2020 mencapai 15,6 juta TEUs, naik pada 2021 ke posisi 17,05 juta TEUs, hingga akhirnya pada 2023 mencapai 17,70 juta TEUs.
“Sementara dari sisi arus barang, di tahun 2023 mencapai 170 juta ton, tumbuh dari 159 juta ton dari pada tahun 2022,” sebutnya.
“Arus penumpang tetap kita sampaikan meski dari sisi revenue stream penumpang tidak begitu banyak memberikan sumbangan pendapatan. Hanya jumlahnya 2023 18,1 juta TEUs, sedangkan arus kapal 1.286 juta gross tonnage (GT),” rincinya. {B. Sitinjak}