DETEKTIFNEWS.com: Beduar Sitinjak, SH
SIDIKKALANG, {DETEKTIFNEWS.com}-Salah satu tradisi orang batak yang masih terus dilaksanakan yaitu Mamboan Sipanganon Tu Tulang. Cerita ini langsung di perankan Keluarga, B. Sitinjak dari Siantar/br Silaban dari Jumasiulok Sidikkalang.
Dalam bahasa Indonesia yang berarti membawa makanan ke rumah tulang. Yang membawa makanan adalah bere kepada tulangnyan. Tujuan acara ini seorang bere laki laki/perempuan didampingi bapak ibunya memberi makan pihak tulang dengan harapan tulang memberikan doa agar si bere sukses khususnya dalam hal jodoh, pekerjaan, rejeki dan lainnya.
Dalam tradisi batak seorang bere laki-laki diharapkan medapatkan jodoh pariban/boru tulang. Seandainyapun di kemudian hari bere tidak berjodoh dengan pariban maka dengan melakukan tradisi mamboan sipanganon tu tulang, siapapun yang jadi jodohnya sudah dianggap boru tulang. Bila perempuan mendapat restu (pasu-pasu) mendapat jodoh yang baik.
Tahapan acara ini dimulaai dengan pihak parboru atau bere menyampaikan tujuannya datang maamboan sipanganon tu tulang yang diwakili parhata dari pihak boru. Kemudian dilanjutkan dengan pihak boru mamboan tudu tudu sipanganon yang dibawa kehadapan pihak paranak (tulang) Selanjutnya pihak tulang membawa ikan mas yang diarsik kehadapan pihak boru/bere, selanjutnya memberikan ulos kepada berenya sebagai simbol bahwa si bere diberi berkat oleh Tulangnya .

Setelah itu dilanjutkan dengan makan bersama yang diawali dengan doa yang dibawakan pihak boru/bere. Setelah acara makan dilanjutan dengan mambagi jambar kepada setiap orang yang hadir di mulai dari bona tulang, tulang, boru bere, dongan sahuta, ale ale dan dongan tubu.
Kemudian acara dilanjutkan dengan memberi kata kata nasehat kepada bere/parboru yang diawali bona tulang dan dilanjutk an tulang , boru bere, dongan sahuta, ale ale dan dongan tubu selanjutnya oleh tulang kandung bere menutup kata kata nasehat/poda.
Seperti contoh umpasa/prosa disebut; Songgop ma anduhur titi, sangkot di parjenggaran. Mangasima amatta debata, sai roma akka parsaulian.
Sahat solu sahat tu bontean, toho di rondangni bulan. Hata pasu-pasu marhite tangiangni tulang, sai sudema di pasaut tuhan.

Kemudian dilanjutkan lagi oleh pihak bere/boru mangampu atau mengaminkan poda yang telah disampaikan kepada mereka.
Umpasa pangappuon; Aek marjullak-jullak ma inna sian batu, jullak-jullak nai dibaen tu tabu-tabu. Hata nadenggan dohot pasu-pasu sian tulang nami, diampu hami mai sitonga jabu.
Begitulah secara singkat proses acara mamaboan sipanganon oleh bere kepada tulangnya. Semoga tradisi ini dapat terus dipertahankan. Karena tulang adalah hula-hula yang terhormat dari pihak parboru.