SPTP Nyatakan Petikemas internasional Meningkat 10,28 persen

Atas kiri, Widyaswendra Sekretaris Perusahaan SPTP, dan kanan atas, David Pandapotan Sirait Dirut TTL.

SURABAYA-PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) menyatakan, terjadi peningkatan arus peti kemas internasional pada tahun 2024 menigkat sebanyak 10,28 persen yaitu 3.995.525 TEUs dibandingkan 3.623.006 TEUs pada 2023.

“peningkatan Pertumbuhan terjadi pada peti kemas ekspor maupun impor,” kata Corporate Secretary PT Pelindo Terminal Petikemas Widyaswendra saat media  Ghatering SPTP 2025 di Hotel Bumi Surabaya, Rabu (12/3/25).

Dia mengungkap, sejumlah peti kemas ekspor pada 2024 tercatat 2.060.679 TEUs dibanding tahun sebelumnya sebanyak 1.863.442 TEUs.

Sedangkan untuk peti kemas impor mengalami peningkatan 9,96 persen dari 1.748.736 TEUs pada 2023 menjadi 1.922.855 TEUs pada 2024.

Sedangkan peti kemas transhipment juga mengalami pertumbuhan dari 2023 sebanyak 10.827 TEUs menjadi 11.990 TEUs pada 2024.

“Hampir seluruh terminal peti kemas di lingkungan PT Pelindo Terminal Petikemas yang melayani peti kemas internasional mengalami pertumbuhan seperti Terminal Petikemas Semarang dan Terminal Petikemas Surabaya”, tutur Widyaswendra.

Sementara, di Terminal Petikemas Semarang, peningkatan arus peti kemas internasional disebabkan oleh penambahan kunjungan sejumlah kapal dari beberapa perusahaan pelayaran.

Selain itu, produksi peti kemas perusahaan pelayaran juga meningkat seperti pelayaran SITC yang tercatat terjadi peningkatan 158 persen, Wan Hai sebanyak 142 persen, dan Evergreen 122 persen.

“Terminal Petikemas Semarang mencatat pertumbuhan sebesar 13 persen dari 678.428 TEUs pada 2023 menjadi 766.913 TEUs pada 2024,” sebutnya.

Widyaswendra menjelaskan, untuk Terminal Petikemas Surabaya pun terjadi peningkatan arus peti kemas internasional sebanyak 9,65 persen dari 1.375.927 TEUs pada 2023 menjadi 1.508.743 TEUs pada 2024 karena jumlah kunjungan kapal naik sebanyak 230 dari yang direncanakan sebanyak 192 kapal.

“Peti kemas internasional di wilayah kami Tanjung Priok 2 juga terjadi peningkatan dari 387.798 TEUs pada 2023 menjadi 563.113 TEUs pada 2024 atau tumbuh 45 persen,” rincinya.

Dapit Pandapotan Sirait Dirut PT Terminal Teluk Lamong (TTL) di tengah media ghatering SPTP group 2025 menjelaskan, kami terus berupaya memberikan pelayanan operational and commercial excellence kepada pengguna jasa. TTL menggelar Evaluasi Pelaksanaan Pemanduan dan Penundaan kapal Petikemas dan Curah kering di Terminal Teluk Lamong tahun 2024 dan Pembahasan target kinerja Post-Not Operation Time (NOT3) dan Ship to Ship tahun 2025.

“Evaluasi ini merupakan wadah koordinasi antara PT Terminal Teluk Lamong dengan tim pelayanan kapal PT Pelindo Regional 3 dan PT Pelindo Jasa Maritim, yang bertujuan untuk mempersingkat waktu sandar (berthing time) dan pergantian antar kapal (ship to ship) yang akan meningkatkan ketersediaan tambatan dan kelancaran arus barang”, ujarnya.

David menyampaikan, Target Post-Not Operation Time (NOT3) yaitu dari kapal selesai berkegiatan (Complete) hingga berangkat (Departure) kurang dari 3 jam untuk kapal curah kering dan kurang dari 30 menit untuk kapal petikemas.

Sedangkan untuk target ship to ship kapal curah kering kurang dari 2 jam sedangkan kapal petikemas kurang dari 1 jam. Dimana capaian rekor waktu ship to ship yang telah diraih atas hasil koordinasi yang baik tersebut yaitu selama 47 menit dimana waktu ini tercatat dari jarak waktu antara Lastline MV Nikolas D hingga Firstline MV Darya Ruchi di bulan Desember 2024 lalu.

Selain catatan rekor waktu ship to ship tercepat, pada tahun 2024 lalu, “TTL juga mencatatkan sejarah penyandaran kapal dengan draft terdalam yang pernah sandar di area Tanjung Perak yaitu kapal MV Danae R dengan draft sandar 13.27 meter. Hal ini menunjukkan hasil kolaborasi yang baik antara terminal dengan tim pelayanan kapal karena telah menyediakan tunda dan pandu yang tangguh dan handal”, ulasnya.

Kata David, dalam hal ini pihak terminal harus memastikan bahwa clearance dokumen dan sisa petikemas bongkar muat kepada pihak tim pelayanan kapal dan agen pelayaran pada saat 2 jam sebelum kapal selesai berkegiatan, kemudian pada rentang waktu 1.5 jam sebelum kapal selesai berkegiatan pihak tim pelayanan kapal melakukan persiapan penugasan pandu dan kapal tunda.

“Mempersingkat waktu NOT3 dan ship to ship merupakan langkah nyata PT Terminal Teluk Lamong dalam mewujudkan kelancaran arus barang dan menekan biaya logistik untuk menguatkan ekonomi Indonesia”, tandasnya.

David menambahkan, pada tahun 2024, arus petikemas 1,20 juta Teus, YOY 6,28%. Untuk Terminal Teluk Lamong, 891.691. YoY 4,85%. Untuk Nilam 308,774 Teus, YOY 11,41% dan arus kering 3,89 juta Ton. YOY 8, 56%. {B. Sitinjak}