PH: Layangkan Memori Keberatan,  Gegara Uang 50 Juta Menuai Gugatan di PN

Vera Wijaya Didampingi Penasehat Hukum, GW. Thony, SH. MH.

SURABAYA-Kini air mata Vera Wijaya tumpah saat bercerita nasib yang menimpanya kepada sejumlah awak media. Janda tiga anak asal Surabaya berusia 44 tahun itu digugat oleh pengacaranya sendiri, AR.

Vera Wijaya digugat oleh mantan pengacaranya ini dalam Perkara Gugatan Sederhana gara-gara ucapan, “Kamu Dipecat dari Peradi. Calon pendeta, makan uang saya, ”

Gugatan ini sudah diputus oleh hakim tunggal Pengadilan Negeri Surabaya. Lewat Putusan Pengadilan Negeri Surabaya Nomor 55/Pdt.GS/2021, tanggal 8 Oktober 2021, Vera harus membayar ganti rugi sebesar Rp 500 Juta!

“Jangankan Rp 500 Juta, Rp 5 Juta saja sekarang saya tidak punya. Selama menangani perkara saya, saya sudah bayar ratusan juta. Itu belum biaya kalau ketemu minta di restoran, ” ujar Vera sambil meneteskan air mata,.

Ceritanya, Vera Wijaya ini sudah memakai jasa A.R untuk menangani tiga perkara, termasuk harta goni-gini. Namun hubungannya retak, saat AR meminjam uang secara pribadi sebesar Rp 50 juta dengan alasan untuk biaya renovasi rumah.

Lantaran janji akan dikembalikan, Vera yang tidak memiliki uang kemudian meminjam temannya. Uang Rp 50 juta itu akhirnya diambil AR di depan teller bank.

“Uang itu langsung diambil, katanya tergesa-gesa. Setelah saya tagih, malah ribut. Saya emosi dan mengucapkan kalimat itu. Saya  diajak bertengkar sambil securty disuruh merekam, ” terus.

Sementara kuasa hukum Vera, GW. Thony SH, MH mengatakan sudah melayangkan memori keberatan terkait Putusan Pengadilan Negeri Surabaya Nomor 55/Pdt.GS/2021, tanggal 8 Oktober 2021

“Saya rasa putusan tersebut layak dibatalkan. Apakah tindakan tergugat berteriak-teriak dengan kata-kata Kamu Dipecat Peradi. Calon pendeta, makan uang saya di depan rumah merupakan tindakan melawan hukum, ” ujar Thony.

Selain dalam keadaan emosi menagih hutang, lanjut Thony, ucapan klienya bukan fitnah maupun pencemaran nama baik. Sebab, AR sudah bestatus pemberhentian tetap dari organisasi advokat Peradi.

“Tidak lebih dari 10 anggota Peradi yang diberhentikan secara tetap. Saya rasa juga tidak lebih dari lima kasus klien yang digugat pengacaranya sendiri, termasuk ini, ” sentil Thony.

Terkait ucapan calon pendeta, makan uang saya, Thony mengatakan, jika Albert memang berstatus sebagai mahasiwa pasca sarjana teologi atau juga calon pendeta.

“Jadi wajar jika klien saya berucap seperti itu dengan harapan baik, jujur dan menjalankan kuasa dengan baik, ” pungkasnya.

Terpisah, AR .saat dikonfirmasi punya versi lain. Ia merasa selalu hadir disidang PN Kepanjen tanpa dibayar Vera. Sedangkan, di PN Malang, lawan yang menggugat Vera sudah mencabut gugatannya.

AR mengakui terima fee dari Vera untuk perkara ini. “Saya hadir di persidangan lawan saya ketakutan. Sidang pertama langsung cabut gugatannya,” katanya.

Mengenai perkataan Vera yang menyebut dirinya pecatan Peradi, menurut dia putusan dewan kehormatan Peradi Jatim sudah dianulir putusan PN Surakarta. “Sudah ada putusan PN yang mana putusan DK Peradi batal demi hukum,” ucapnya.

Selain itu, ucapan Vera yang menyebutnya sebagai calon pendeta yang memakan uangnya Rp 50 itu juga tidak benar.

Uang itu disebutnya bukan utang. Melainkan uang muka untuk perkara PKPU mantan suaminya.

Vera membatalkan dan uang muka itu tidak bisa dikembalikan. Pantang saya berhutang. Ujarnya.

Ditambahkan, sedangkan untuk perkara di PN Surakarta, dia tidak menerima fee dari Vera. katanya. {SN}