SURABAYA, {DETEKTIFNews.com}-Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Gerindra, Bambang Haryo Soekartono dalam kunjungannya di ASDP Tanjung perak mengatakan, bahwa kalimat penutupan penyebrangan yang dilontarkan Gubenur Jawa Timur Soekarwo itu tidak cukup beralasan.
“Itu ngawur pool, apakah sudah melakukan kajian atau analisa yang benar kok ngomong seperti itu,” ujar Bambang kepada media, Kamis (15/11/2018).
Menurut Bambang Haryo, keberadaan penyeberangan Ujung – Kamal itu masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat, karena tidak semua orang Madura yang mau mengunakan jembatan Suramadu untuk aktivitasnya ke Surabaya. Disamping itu, akan sangat berbahaya jika penyeberangan ini ditutup sebab kalau jembatan Suramadu mengalami masalah hingga menyebabkan sampai kondisi fatal, apakah justru tidak akan menimbulkan masalah jika tidak ada akses alternatif yang berfungsi sebagai back up.
Bambang mennyatakan, dirinya sangat tidak setuju jika fery penyeberangan Ujung – Kamal itu harus ditiadakan. Meski sebenarnya akan sangat meringankan bagi pihak operator kapal di lintasan itu jika ada kebijakan demikian karena selama ini nyatanya mereka sudah mengalami kerugian yang serius selama beroperasi.
Sedangkan pihak perusahaan plat merah ASDP kepada Bamabng mengaku harus menanggung kerugian 2 miliar setiap tahun. ” kerugian yang dialami PT. ASDP juga pihak swasta dalam hal ini PT Dharma Lautan Utama juga mengalami hal yang sama. Tetapi karena mempertimbangkan kebutuhan masyarakat peranan dan fungsinya lintasan itu tetap dipertahankan walaupun merugi”, urai Bambang.
Anggota DPR RI Fraksi Gerindra dari Jatim ini,
Justru dengan adanya penutupan itu akan memberi pengaruh yang besar terhadap disparitas harga barang kebutuhan pokok, nyatanya saja dengan harga tiket mobil yang sebesar Rp 30 Ribu itu saja harga beras hanya berpengaru tidak lebih sampai 1 Rupiah naiknya. Jadi tidak banyak pengaruh dengan adanya Suramadu
“Harga di masyarakat Madura selisih dengan di Surabaya masih terpaut 500 rupiah, itu Gubenur suruh lihat, suruh hitung yang benar,” kata Bambang
Disamping itu, kapal ferry itu juga bisa digunakan sebagai kapal wisata air di kolam Tanjung Perak yang notabene sudah menjadi ikonnya Tanjung Perak sejak dulu. Bahkan operasional kapal-kapal ferry hingga saat ini tidak pernah merepoti pemerintah meski sudah menghimbau kepada pemerintah untuk memberikan subsidi operasional kepada ferry di lintasan ini dan kepelabuhannya padahal kapal ini adalah angkutan untuk masyarakat bawah.
Bambang menambahkan, melihat tol jembatan Suramadu pasca dibebaskan dari tarif, akan permasalahan biaya perawatan dan operasionalnya. Karena pemerintah belum menganggarkan biaya perawatannya. {Jak}