Polsek Parapat Amankan Pengoplos Minuman Tuak

PARAPAT, {DETEKTIFNews.com}-Sejumlah warga yang mengkonsumsi Tuak (Nira) merasa terzolimi dan tercoreng akibat ulah sejumlah pelaku nakal dengan mengoplos tuak dengan bahan tertentu, sehingga sejumlah warga Konsumen meminta agar Aparat Penegak Hukum menindaknya.

Sebenarnya tuak digunakan sebagai minuman penyegar atau penghilang rasa suntuk bahkan dapat dikatakan sebagai Partukkoan (Membahas) segala persoalan Adat, Keluarga, Gejolak Ekonomi, Pertanian, Politik dan Perang hingga Herzegovina dapat dibahas diwarung Tuak sebagai Minuman Khas Suku Batak yang telah Mendunia.

Polsek Parapat pada Jumat, (27/4) mengamankan Ribuan Liter Tuak Oplosan yang bersumber dari Pansur Onom, Bukit Dua, Sihaporas, Aek Batu, Simpang Siatasan Kecamatan Jorlang Hataran serta dari derah Tiga Dolok, Naga Hulambu, Pondok Bulu, Simpang TPL Aek Nauli Kecamatan Jorlang Hataran dengan sasaran pendistribuasiannya anatara lain daerah Parapat, Ajibata, Pulau Samosir, Porsea, Balige, Siborong borong, Dolok Sanggul dengan angkutan Pick Up, Sinar Murni setiap harinya sarat muatan Tuak yang telah dioplos namun hari itu juga para Panggalas dan pengoplos tersebut dikèmbalikan setelah ada kesepakatan agar tidak mengoplos lagi dan dilakukan prmbianaan.

Infirmasi yang di himpun detektifnews, telah digunakan dengan adonan seperti Karbonat, Susu Kaleng, Gula Pasir, air bekas Cucian Beras, Putih Telur, paling ironis dan mitis mempergunakan obat oles anti nyamuk bermerek “Autan” sebagai adonan. Bahkan para Panggalas atau pengoplos ini tidak segan melakukan pengoplosan di tempat terbuka pada persimpangan seperti di Simpang PT. TPL Sektor Aek Nauli, Simpang Siatasan, Sumpang Naga Hulambu, sekitar Pondok Bulu, sebahagian di perkampungan Sihaporas.Bahkan setiap pagi hari satu unit Truck Colt Diesel mendistribusikan Puluhan Tuak Kelapa yang sengaja didatangkan dari daerah Kisaran juga sebagai campuran tuak didaerah ini, jadi jelas tidak original lagi tuak khas daerah.

Sejumlah warga masyarakat para pengonsumsi minuman kas Tuak setelah membaca berita di beberapa media online, menyampaikan sangat mengapresiasi dan memberi avumgan jempol atas kinerja Polsek Parapat. “Kita presiasi kinerja Polsek Parapat yang begitu tanggap sebelum ada kejadian seperti didaerah lain yang telah merenggut puluhan nyawa akibat Minuman Oplosan ” Kata warga Sitohang dsn siahaan.

Seorang warga Bahkapul bermarga Nainggolan menyampaikan, pihak Aparat Penegak Hukum (APH) harus menindak bagi setiap pengoplos minuman Tuak. “Karena menurut pengetahuan saya Tuak adalah minuman tradisi dengan campuran ramuannya adalah Raru (Kulit kayu) namun belakangan ini ada yang merusak pikirannya hingga melakukan oplosàn dengan berbagai ramuan yang dapat merusak organ tubuh manusia karena tidak melalui BPOM dan Dunas Kesehatan.Sehingga dapat dikatakan bukan minuman Tuak lagi karena sudah merubah Wujud tadi, untuk itu dari konsumen yang sudah puluhan tahun mengkonsumsi Tuak agar pihak petugas merazia seluruh Panggalas yang mendistribusikan Tuak“. Pintanya.

Sementara warga lainnya, Sinaga (53) mengatakan para Panggalas melakukan ini adalah demi meeaup untung yang sangat besar, sehingga para Panggalas dan Distributor banyak kaya mendadak, coba kita bayangkan Para distributor mengumpul dari para Paragat (Pemilik dan Pemanen) hanya sekitar Rp 35.000; per Kaleng dengan takaran untuk 60 Gelas tuak sementara dijual disekitaran Parapat bagi setiap warung Rp 90.000; kalau di Dolok Sanggul dan Samosir sekisaran Rp. 120. 000; per Kaleng.

“Sehingga kita miris dan kasihan melihat paragat yang sudah susah payah memanjat setiap pagi dan sore keringatnya lebih banyak dimakan para Panggalas, sehingga para Paragat malas memperpaiki Tuak agatannya agar ber aroma dan rasa khas, karena Panggalas menerima seluruh jenis rasa tuak karena dapat diracik dengan berbagai adonan tadi “. Kata Sidabutar dengan prihatin.

Saat ini Paragat tidak lagi seluruhnya menjaga aroma dan keunggulan rasa khas Tuaknya, dimana para Panggalas dapat meraciknya, bahkan para paragat lebih condong menjual Halto (Bahan Kolang Kaling). “Itu akibat ulah Panggalas yag melebihi lintah darat membuat harga jual tuaknya sangat rendah diterima para paragat, hingga memgambil jalan pintas menjual Halto, padahal Halto sangat berperan mengendalikan rasa dan aroma tuak,” celoteh Sidabutar. Sebelumnya, Para Distributor (Panggalas) Tuak (Enau) yang melakukan tuak oplosan diamankan, Sijabat, Sinaga dan Hutahaean ditangkap mengoplos tuak, dengan berbagai bahan racikan Karbonat (Tepung Bir,), Gula, Susu Kaleng, air Cucian Beras, Putih Telur hingga anti nyamuk oles Autan.

Informasi dihimpun, Polsek Parapat melakukan hal ini menanggapi tayangan Media Elektronik dan Media Cetak beberapa Daerah telah memakan korban akibat adanya Minuman Keras oplosan yang memakan korban Puluhan Jiwa. Pihak Polsek Parapat dipimpin langsung Kapolsek Parapat AKP Raymond M Hutagalung bersama,Kanit Provost R. Manik, Kanit Intel Aiptu M. Nababan, Kanit Lantas Iptu M. Matondang bersama personil Polsek Parapat melakukan razia dan berhasil menyaksikan dan menemukan beberapa Panggalas saat melakukan oplosan serta bebera ons serbuk dari tangan para pelaku. {Kardinal}